Doktrin dan representasi Keperawanan_abadi_Maria

[[Berkas:Madonna catacomb.jpg|jmpl|kiri|Lukisan Maria sedang menyusui bayi Yesus di Katakombe Priscilla, Roma, kemungkinan lukisan tertua mengenai Maria (abad ke 2-4)]] Doktrin keperawanan abadi Maria, yang mana merupakan de fide (dipegang oleh umat Katolik sebagai suatu bagian penting dari iman), menyatakan bahwa Maria adalah seorang perawan sebelum, saat dan setelah melahirkan sepanjang hidupnya. Oleh karena itu dalam doktrin ini juga termasuk doktrin kelahiran Yesus dari perawan.[2][3][20] Selain itu doktrin keperawanan abadi ini berbeda dengan dogma Dikandung Tanpa Noda (Imakulata) yang mengaitkan pembuahan atau dikandungnya Perawan Maria sendiri yang tanpa noda dosa asal.[21]

Bukti penggunaan istilah Yunani Aeiparthenos (Tetap Perawan Selamanya) tercatat pada awal abad ke-4, dituliskan oleh Santo Epifanius dari Salamis,[22] dan digunakan secara luas dalam liturgi Gereja Ortodoks Timur.[23] Doa liturgi Ortodoks Timur biasanya diakhiri dengan kata-kata "Dengan mengenang ibu kita yang tersuci, murni, terberkati, dan mulia, (†) Sang Theotokos, dan yang selalu perawan Maria".[24] Katekismus Gereja Katolik (KGK) § 499 juga menggunakan istilah Aeiparthenos dan merujuk pada konstitusi dogmatis Lumen Gentium (butir 57) yang menyatakan: "Kelahiran Kristus tidak mengurangi keutuhan keperawanan ibu-Nya melainkan menyucikannya."[20][25] Doktrin keperawanan abadi ini juga tetap dipertahankan sebagian, tidak semua, gereja-gereja Anglikan dan Lutheran.[7]

Keperawanan Maria saat mengandung Yesus adalah satu topik utama dalam seni rupa Maria dalam Gereja Katolik, yang biasanya direpresentasikan dengan kabar dari Malaikat Agung Gabriel kepada Maria bahwa ia akan mengandung — dalam keperawanannya — seorang anak yang terlahir sebagai Anak Allah. Fresko (lukisan dinding) yang menggambarkan peristiwa ini tampak dalam banyak gereja (gedung) Katolik Roma selama berabad-abad.[26] Fresko tertua mengenai kabar gembira tersebut diketahui berupa lukisan abad ke-4 dalam Katakombe Priscilla di Roma.[27]

Keperawanan Maria setelah melahirkan Yesus juga secara berkala direpresentasikan dalam seni Kekristenan Ortodoks Timur dan Ortodoks Oriental (seperti dalam seni religius Barat awal) dengan memasukkan sosok Salome dalam peristiwa kelahiran Yesus, yang mana Injil Yakobus (apokrif) menyajikannya sebagai bukti bahwa Maria tetap perawan bahkan setelah melahirkan Yesus.[28][29] Dalam banyak ikonografi, keperawanan abadi Maria ditandai dengan 3 bintang di sisi kiri, kanan, dan di atasnya (atau di kepalanya) yang mana merupakan representasi keperawanannya sebelum, saat, dan sesudah melahirkan.[30][31]

Tradisi umum mengenai keperawanan abadi Maria merupakan salah satu unsur teologi yang kuat tentang Theotokos baik dalam tradisi Timur maupun Barat, dan menjadi sebuah bidang penelitian yang dikenal dengan nama Mariologi.

Rujukan

WikiPedia: Keperawanan_abadi_Maria http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P1K.HTM http://www.ocf.org/OrthodoxPage/liturgy/liturgy.ht... http://www.coptic.net/prayers/StBasilLiturgy.html http://www.copticchurch.net/topics/liturgy/liturgy... http://web.ukonline.co.uk/ephrem/lit-james.htm https://web.archive.org/web/20080615045105/http://... http://www.frmichel.najim.net/liturgyvid.pdf http://www.peshitta.org/pdf/wigram.pdf https://books.google.co.id/books?id=Dx4WrfzZMsoC http://www.prounione.urbe.it/pdf/f_prounione_bulle...